Rabu, 03 September 2014

Love Story In Circuit- Umbrella Girl [bagian 1]


Tipe ff: Bad fiction (ff yg sengaja dibuat buruk, dan bertujuan untuk kesenangan, tapi jangan dibilang ff alay ya.. -_-)
Rating: Teenager.
Genre: Romance Gaje, semrawut amburadul.
Rider Cast:
Marc Marquez
Pol Espargaro
Scott Redding
Esteve Rabat
Luis Salom

Tweep Cast:
Masha (Farikha9358)
Garneta Blythe (Triimhrn)
Clarissa (Dwiii126)
Aster (Meta_savitri)
Alyce (Nabilaamri_)



Sebelumnya aku minta maaf, atas keterlambatan publish part ini. Karena aku sibuk dan bla bla bla, dan aku juga mengucapkan terima kasih untuk teman-teman di dunia maya ku yang mau menjadi cast di ff ini. Dan di setiap ff, mengikuti jadwal race, tapi nggak setiap race bisa ngepos ff. Terima kasih juga untuk kalian semua yang mau mampir di blog ku dan mau membaca ff ini ^^

_______
   Masha langsung merebahkan tubuhnya di kasur, saat dia dan Marc baru sampai di motor home-nya Marc. "Marc..capek nih, pijitin donk.." 

   "Et dah, jangan mentang-mentang aku lagi pakek kacamata hitam, jadi disuruh pijitin." Marc misuh-misuh.
    "Bukan masalah kacamata hitam, terus kamu kelihatan kek tukang pijit. Masalahnya, badanku tuh pegel2, masa..pembalap juara dunia kayak kamu, naik pesawat kelas ekonomi, mana tempatnya sempit banget..." Masha rebahan sambil pijit-pijit pinggangnya.

   "Ngirit Sha..duitnya buat married." Marc melepas kacamatanya, sambil ngubek-ngubek isi kopernya.

   "Married? Jomblo gitu..mikir married."

   "Ya..kan ini lagi usaha cari mempelai wanitanya Sha.." Marc ngobrak-ngabrik dua kopernya, mencari sesuatu, "Sha..charger-ku mana? Kok nggak ada?"

   "Digondol tuyul kaliii..." Masha menggeliat.

   "Tuyul mana doyan sama charger Sha.." Marc menyusuri setiap sudut motor home-nya, mencari charger iPhone miliknya.

  "Sapa tau tuh tuyul nyolong iPhone, tapi lupa nggak bawa charger-nya." Masha bangun, lalu ikut membantu Marc mencari charger-nya.

   "Tanyain ke Alex gih, sapa tau kebawa sama dia.."

  "Nyusahin aja lu Marc.." Masha meninggalkan motor home, dengan wajah dongkol.

___

Garneta mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru ruang tunggu bandara, mencari seseorang yang ia cari.

"Aku di sini.." Ucap seseorang sambil menepuk bahu Garneta.

Garneta terjingkat, "Ngagetin aja sih.."

"Habisnya, kamu dipanggil nggak denger.."

"Aster mana? Kok dia nggak kelihatan?" Garneta clingak-clinguk mencari Aster, adik bungsunya.

"Kek nggak tau dia aja..dia pasti keliling paddock moto3. Kan dia maennya sama anak yg seumuran sama dia.."

"Ya udah. Bawain koperku Scott..berat nih." Ucap Garneta, yang keberatan gara-gara nenteng koper super besar.

"Lagian kamu sih..repot banget bawa barang-barang banyak. Ini kan di inggris, rumah kamu. Rumah kita." Ucap Scott, kakak Garneta.

"Ya, kan aku mau pindahan juga Scott. Kuliahku di Madrid udah selesai, dan sekarang aku mau ikut kamu, kemanapun kamu race. Ya..itung-itung liburan, sebelum ada panggilan kerja." Garneta Masuk kedalam mobil Ferrari milik Scott.

"Clarissa ke sini juga 'kan?"

___



"Adooh Ter...itu salah, seharusnya kamu naik. Ini kan ada tangga.." Ucap Salom, sambil melototin Aster dan papan ular tangga secara bergantian.

Aster garuk-garuk kepala, "nggak ah, aku takut jatuh kalo naik tangga.."

Alex dan Salom tepuk jidat bersamaan. "Ini ular tangga Ter..kalo nggak ular, ya tangga..ini cuma gambar, jadi nggak bakalan jatoh." Ucap Alex.

"Kok pilihannya cuma itu sih..ada motor gitu kek..kan kalo ada ular biar bisa kabur." Aster misuh-misuh sambil melempar dadu.

Salom hampir pingsan, dan Alex lemas. "Mana muat..motor di taruh di papan ular tangga begini, ngada-ngada lu Ter.." Ucap Alex.

"Justru karena nggak ada itu, aku adain." Ucap Aster, polos.


Dan tiba-tiba, "Alex, charger mana?" Masha yang baru datang dan langsung ngegeplak adik bungsunya itu.

"Datang tuh salam dulu ngapa..." Alex ngusap-usap jidatnya.

"Apa tah, datang ke paddock kamu aja kek datang ke tempat ibadah."

"Kak Masha kok tumben sendirian?" Tanya Aster, sambil nyemilin kacang dan melupakan permainan yang tadi ia mainkan bersama sohibnya, Alex dan Luis Salom.

"Iyalah sendiri, pacar kagak punya.." Masha meratapi nasib jomblonya.

"Kan biasanya sama duo pucet.." Aster nyengir, sambil menutupi keningnya pakai bungkus kacang. Takut aja, kalau tiba-tiba Masha ngejitak keningnya.

"Halah, Aster sendiri ngapain main ke sirkuit gini..nggak sekolah?" Tanya Masha, sambil clingak-clinguk cari minuman yang bisa diminum.

"Kan aku private school kak, dan kakakku pembalap, kak Masha nggak tau, ya?"

Masha menggeleng. "Kakak kamu kan Garneta.."

"Dia punya kakak lagi, namanya Scott. Scott redding." Ucap Salom yang tengah asik main kartu bergambar Naruto, dengan Alex. Ceritanya udah bosen maen ular tangga.

Tiba-tiba saja, jantung Masha berdegup dengan cepat, tidak seperti biasanya, saat mendengar nama Scott.

"Kakak kenapa? Asma? Epilepsi?" Tanya Alex, sambil melempar kartu bergambar Sasuke yang sedang mengeluarkan jurus saringgan. "Mampus lu Salom..keok lu.."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Masha langsung ngacir meninggalkan paddock Alex.

___

Masha berjalan dengan detak jatung yang masih berpacu dengan cepat. Sampai membuatnya haus. Dan akhirnya, Masha memutuskan untuk pergi ke paddock Brad. Maklum, di sana pan banyak minuman gratis.

"Maaf sist, tau paddocknya Dani nggak?" Tanya seorang cewek cantik, berbadan tinggi nan seksi. Rambut blonde panjangnya dibiarkan tergerai.

"Dani sapa ya sist? Di sini ada dua Dani, Dani Perdrosa sama Dani Kent." Jawab Masha dengan ramah.

"Ya Dani Pedrosa lah mbak...itu kan Danny Kent, D-A-N-N-Y." Ucap cewek itu dengan ketus.

"Ih, kok situ nyolot sih, nanya apa mau nodong? Huft..."

"Ih, situ kok malah nuduh-nuduh sih..ya nanya lah, terus paddock Dani di mana?" Ucap cewek itu sambil menggerutu.

"Au ah..di pluto kaliii.." Masha berlalu pergi tanpa memedulikan cewek nyebelin barusan.
Karena cewek nyebelin itu juga, rencana Masha untuk melepas dahaga sedikit tertunda, "Ah...seger bener.." Masha meneguk minuman kaleng yang ada di paddock Yamaha Tech 3.

"Hehh curut, ngapain kamu di sini?" Tanya seseorang yang datang tiba2, sambil menepuk bahu Masha. Membuat Masha keselek.

"Huek, ohok-ohok....hehh, ngagetin aja kamu Pol, ngapain kamu di sini? Paddock-mu kan di sebelah." Masha nunjuk Paddock sebelah yang lagi ramai.

Pol nunjuk papan nomor di depan paddock, "Mata lu siwer ya..sejak kapan angka 44 kelihatan kek angka 38, hahh?"

Masha belagak sok mikir, sambil garuk-garuk jidatnya. "Sejak kapan Brad pakek nomor 44? Kalian tukeran ya?"

"Jiahh...cantik-cantik geblek.." Pol tepok jidat, dan hampir pingsan.

Mulut Masha menganga, "Apa kamu bilang, aku cantik?"

Pipi Pol bersemu merah, semerah Paprika merah. "Nggak, salah denger kamu. Aku cuma bilang kamu itu antik.." Pol ngeles.

"Ih, jelas-jelas kamu bilang aku itu cantik kok." Masha mengibaskan rambut hitamnya. "Ya udahlah, aku pergi dulu. Makasih atas minumannya." Masha berjalan meninggalkan paddock, tapi langkahnya tertahan.

Pol menarik tangan Masha. "Enak aja main pergi-pergi, ganti rugi dulu. Kamu udah ambil minuman tanpa permisi. Kamu pikir tuh pabrik minuman numpang pasang nama di tim-ku gratisan..."

"Ya elah, 11-12 sama Marc, pelit. Aku nggak bawa duit, dan jangan harap Marc mau bayarin."

"Aku nggak butuh duit, duitku udah banyak." Sombong Pol, sambil deketin mukanya ke wajah Masha.

"Mesum amat lu Pol..napas lu bau lagi.." Masha mendorong Pol, sampai dia hampir nyusruk cium lantai.

"Buset dah nih cewek," Pol berusaha bangun. "Kamu cukup jadi UG-ku. Dan masalah ini beres."

Masha terjingkat, "What?! Jadi UG-mu?!" Masha menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Pol..kamu mesum banget.."

"Apa dah yak,,,kamu nggak bakal pakek baju sekseh kok. Pakek kaos biasa aja." Jawab Pol santai.

Pantas saja Masha terkejut. Tau sendirilah, UG-nya Yamaha Tech 3 kan pada kekurangan kain. Sampe cuma pakek BH gitu.

__

"Kakak..." Aster merentangkan kedua tangannya, saat melihat kakaknya yang baru datang dari Madrid.

"Aster..kakak kangen banget sama kamu.." Garneta menyambut pelukan Aster.

"Udah, pelukannya? Lebay amat.." Scott geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua adiknya.

"Ih, kakak ini ganggu aja! Masih kangen-kangenan tau..." Aster memanyunkan bibirnya.

Scott yang melihatnya, tertawa gemas sambil mencubit hidung adik bungsunya itu. "Ke kantin yuk, laper nih.."

"Tapi kakak yang traktir ya.." Garneta memasang wajah puppy eyes, tapi gagal.

"Iya..yuk.." Scott menarik tangan kedua adiknya.


Sesampainya di kantin.


Scott, Garneta, dan Aster, mengambil tempat duduk di bagian tengah. Mereka bertiga memesan spaghetti dan lemon squash.

"Scott, gimana hubungan kamu sama Clarissa?" Tanya Garneta, di sela makan siangnya.

"Baik, race kali ini dia datang. Untuk menemani Dani, dan dia juga bakal menjadi UG-ku.." Scott menyeruput minumannya, sambil melihat wajah Garneta yang berubah, cemberut. "Kamu kenapa?"

Garneta semakin memajukan bibirnya. "Aku kan juga pengen jadi UG.."

"Cep-cep kak..pasti nanti kakak bakal jadi UG, jadi UG-nya Marc, mungkin..." Aster nyengir sambil nepuk2 punggung Garneta.

"Amin...amin.." Garneta mengusap kedua tangannya ke wajah beberapa kali. Ketahuan ya..naksir banget keknya.



"Garneta.." Teriak seseorang, yang suaranya melengking bagaikan Toa Masjid. Mending kalo suaranya merdu.

"Masha.." Garneta berdiri dari tempat duduknya, dan langsung berhambur memeluk Masha. Bayanginnya Masha dan Garneta pelukan slow motion kek di iklan Beng Beng (nama disamarkan) -_-a

"Datang ke sirkuit kok nggak bilang-bilang sih.."

"Maaf Sha, BB-ku kecemplung(?) Kobokan(?) Jadi aku ganti hp.." Garneta mengikuti arah pandangan Masha, yang sedang menatap kakaknya. "Oh iya, ini Scott, kakakku. Aku nggak pernah cerita sama kamu ya?"

Masha hanya menggeleng. Pandangannya nggak bisa terlepas dari Scott. Mulutnya hanya menganga melihat senyum menawannya Scott. *Author; yaelah Sha, nggak gitu amat juga kalee. Malu nih yg nulis :3*

"Hai Babe..maaf ya, kamu jadi nunggu lama.." Ucap cewek blonde yang baru datang dan langsung cium pipi Scott.

Bagai disambar petir di siang bolong *eaa* hati Masha hancur berkeping-keping, tak tersisa. *lebay mode on*.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Masha langsung pergi keluar kantin. Dan membuat Garneta dan juga Aster, bingung dengan sikapnya.

"Kenapa sih dia..nyolot banget kalau ketemu aku.." Ucap Clarissa- si cewek blonde- sambil bergelanyut manja di lengan Scott.

___

"Huaa...kenapa sakit bangett...?" Masha nangis kejer-kejer sambil guling-guling di atas kasur Rabat.

"Berisik amat nih bocah..." Rabat langsung nyumpel mulut Masha pakai tissue yang baru saja ia pakai untuk ngelap keringetnya.

Mata Masha melotot, lalu belagak muntah. "Hoek..ini tissue bekas apaan? Kok rasa asem campur pete.."

Rabat nyengir lebar, "bekas keringet-ku heheheh... Abis makan lalapan pakek pete dari Opa yang baru pulang dari Jakarta.."

"Njirr..kira-kira ngapa Bat..kalo ngerjain temen.." Masha melempar tissue-nya ke sembarang arah.

"Ih..siapa bilang kita ini temen? Kita ini sohib, sahabat sejati, laskar pelangi, best friend forever.." Rabat sok mendramatisir, sambil nyebut beberapa judul pilem dan lagu.

"Noh yang bilang bang Komeng dan cak Lontong.." Ketahuan banget sering nonton CeLeBeK (nama disamarkan).

"Lagian, kenapa sih, kamu ketawa lebay gitu?"

"Eh kutu kupret, yang ketawa siapa? Lagi nangis ini..nangis." Kali ini Masha yang sok mendramatisir.

"Bisa nangis toh..kirain cuma bisa nyusahin do..adaww.." Masha ngegeplak pala Rabat pakai sendal barunya.

"Enak aja bilang nyusahin..aku cuma minta bantuan aja kok, huh.."

"Sok-sok'an nangis lu, emang kenapa?"

Masha kembali menagis, kali ini suaranya lebih kenceng. "Huaaa...aku patah hati Rabat.."

"Eh buset...nangisnya kenceng amat. Bisa runtuh nih motor home." Rabat menutup kedua telinganya. "Patah hati kenapa? Tuhan itu susah bikin hati, malah dipatah-patahin."

"Patah hati Bat..patah hati, broken heart.." Masha menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Biar kelihatan sakit banget. *maksa*

"Kalo hati kamu patah, kenapa kamu masih hidup? Kok nggak koit aja?" Rabat masang tampang polos.

"Ih, malah nyumpahin..sohib macam kurap lu.."

"Kurap itu yang wajah kena debu itu ya?"

"Itu kusam.."

"Oh..kusam kek sayur ya?"

"Itu sayur asam.."

"Asam kan yang keluar dari knalpot.."

"Itu asap Rabat...huaaa, aku mau gila kalau kayak gini terus.." Masha guling-guling frustasi di lantai.

"Eh nyebut, kok kamu mau gila sih..yang gila aja pengen waras...pak mali Sha, pak mali.."

"Pamali kakak.." Alyce yang baru masuk langsung ikut nimbrung. Alyce adik sepupu Rabat, dulu saingan sama Masha, ngerebutin Rins. Tapi sayangnya, Masha kalah telak.

___

Race Moto3 circuit Silverstone.


Race Moto3 kali ini, yang lihat pada melek semua. Selain rider-nya masih unyu-unyu. UG-nya juga nggak kalah imut nan unyu kek Masha di serial kartun Masha and The Bear-jangan dipikir Masha di sini unyu juga. Dia mah demek. *Masha; sadar juga lu Thor :D*

Aster kali ini dapat giliran jadi UG-nya Alex, dan di Moto2 nanti ia bakal jadi UG-nya Maverick Vinales. Cowok yang ditaksir Aster mati-matian.

"Lex, kamu harus bisa ngalahin Miller. Kalo dia mau nyalip kamu, sikat aja.." Aster belagak ngegorok leher, niatnya buat nyemangatin Alex agar ngalahin Miller.

"Pasti Ter...dia bakal ku bikin mewek-mewek..kalo perlu, aku bakal bikin dia dlosor, nyungsep di gravel." Alex sok iyes.

"Eh ngoceh mulu..noh, race mau dimulai. Ini lagi, UG kok masik nimbrung di sini. Mau diet dengan ditumbur rider?" Ucap salah satu mekanik, sambil ngejitak Alex.

"Nggak pakde, nih saya udah mau pergi.." Aster langsung ngacir ninggalin Alex yang tetep standby di starting grid.

___

Race Moto2.

Saat race Moto2 baru akan di mulai. Aster dan Alex di paddock Salom nyemilin popcorn sambil main gundu, bukannya menyemangati sohibnya. *bayangin aja tuh, maen gundu di paddock -_-*

Sedangkan keadaan di starting grid pada heboh. Soalnya pada terpesona ngelihat Masha yang pakai kaos tim Yamaha Tech 3 dengan dipadukan celana pendek di atas lutut. Yang membuatnya terlihat lain dari biasanya.

"Masha kok tumben cantik amat.." Goda Sam Lowes sambil ngedipin mata.

"Situ juga kok tumben ganteng amat..." Masha balik menggoda. Sam Lowes langsung mimisan, lalu pingsan. Walah... Gagal balapan ini ceritanya.

Masha yang sedang mengecek(?) Keadaan motor Rabat, menjadi pusat perhatian. Masha kan baru lulus dari fakultas teknologi otomotif(?).

"Ayolah Bat, please...biarkan Alyce jadi UG-ku.." Salom mohon-mohon di depan Rabat. Tak peduli sama kamera.

"Enak aja! Dia kesini buat aku, jadi ya harus jadi UG-ku." Ucap Rabat dengan gaya sok cool. Kapan lagi bergaya di depan rival yang mukanya jauh lebih ganteng.

"Ayolah Baty-baty...kan aku sama Salom baru jadian, masih dimabuk asmara..." Alyce ikut memohon.

"Aneh ya remaja sekarang, mabuk kok bawa asmara..ya sudahlah, sana. Tapi besok-besok, kalo kamu kesini buat Salom jangan minta tiket sama aku.." Rabat mengibaskan tangan ke udara.

"Pelit mode on..wlee.." Alyce pergi sambil menjulurkan lidah.

Saat di starting grid, Salom dan Alyce heboh mesra-mesraan. Mereka pada nggak tau ada yang ngelihat sampe nangis darah.

"Cep Rins, Masih ada Alyce lain di luar sana.." Romano menghibur Rins yang tengah dilanda api cemburu.

"Panggil pemadam kebakaran woyy..." Miller teriak gaje.


"Sha, kamu kok pakek kaos tim MotoGp sih? Ini kan Moto2." Protes Rabat sambil menatap Masha yang sedang memayunginya.

"Sekalian aja, biar nanti nggak ganti baju. Jangan cerewet, gue banting nih.."

"Pantes kamu jomblo Sha...ngeri.." Rabat begidik ngeri melihat wajah Masha.

"Sialun lu Bat..."

___

Tiga jam sebelum race MotoGp (saat Moto3 masih berlangsung).


Masha mondar-mandir di belakang paddock Pol. Dia bingung memikirkan siapa yang akan menggantikannya menjadi UG-nya Marc.

"Kek gosokan aja mondar-mandir..kalo gitu terus dapat piring selusin deh lu.." Pol menyodorkan kaos warna hitam kepada Masha.

Masha menatap Pol tak mengerti, "Kaos buat apa nih?"

"Pakai ini, aku nggak mau kamu pakai pakaian terbuka saat jadi UG-ku." Pol langsung kembali ke paddock, tanpa melihat wajah Masha yang terpaku mendengar ucapannya. "Mau ganti baju di situ?" Pol menjulurkan kepalanya di pintu belakang paddock, melihat Masha yang masih berdiri di tempat.

Masha menggeleng dan langsung bergegas menuju motor home Marc.

Saat di motor home 93.

Masha keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos yang diberikan Pol tadi.

Marc yang baru masuk terheran-heran melihat saudara kembarnya itu. "Lho, kok kamu pakai kaos itu? Kan kamu mau jadi UG-ku.."

"Maaf Marc, kemaren aku dapat masalah sama Pol, jadi ini deh hukumannya.."

"Lha terus...aku dipayungin siapa?" Marc udah siap-siap mau mewek.

"Kan mekanikmu banyak yang nganggur Marc.."

"Tega amat kamu Sha..jadi tambah sengsara, udah jomblo, UG aja nggak punya." Marc beneran mewek sambil gigit jari telunjuknya.

"Iya juga ya..sedih juga aku, kalo ngelihat kamu bermuram durja begitu..." Masha sok mikir, "yaudah deh, aku cariin UG kilat(?) Dulu, sapa tau ada..."

Masha langsung pergi, sambil membawa baju dari timnya Marc.


Masha berjalan sambil berpikir, siapa kira-kira yang mau jadi UG-nya Marc, padahal race akan dimulai beberapa jam lagi.

Seperti ada yang menuntun langkah kaki Masha. Tiba-tiba, ia masuk ke paddock Scott dan clingak-clinguk mencari Garneta.

"Heh, cari siapa kamu?" Cewek blonde yang kemaren, mengagetkan Masha dengan nada ketusnya.

"Biasa aja deh, aku kesini mau mencari Garneta." Masha tak mau kalah ketus dari Clarissa ini.

"Kamu jangan berani-berani deketin Scott ya.." Clarissa ngancem Masha sambil nunjuk-nunjuk mukanya.

"Ambil aja sono..kalo perlu, iket aja pakek rantainya pesawat, biar nggak di gondol maling." Masha membuang muka. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum saat melihat Garneta.

"Neta, aku boleh minta tolong nggak?" Masha menjauh dari Clarissa, dan mendekati Garneta.

"Kalo dia minta bantuan buat deketin Scott, jangan mau!" Clarissa menyahut dari pojok paddock. Scott hanya duduk terdiam di sampingnya. Sesekali matanya mencuri pandang pada Masha.


"Bantuan apa Sha?" Garneta sedikit ngeri melihat wajah Clarissa.

"Kamu mau ya, gantiin aku jadi UG-nya Marc, please...."

Garneta terdiam sejenak. Lalu, "Huaaa..aku mau banget Masha..Aster, doa kita terkabul.." Garneta histeris, sambil mengguncang bahunya.

"Stop Neta..bisa patah tulang nih..." Masha kesakitan.

Garneta langsung keluar paddock menuju toilet untuk ganti baju.

Sebelum meninggalkan paddock, Masha sempat menatap Scott sebentar. Tapi langsung dapat tatapan mematikan dari Clarissa.


Hati Masha terasa sakit melihat Scott yang bersanding dengan cewek lain. Padahal dia baru bertemu Scott dan belum sempat kenalan.

Tapi saat melihat Pol, rasa sakitnya berangsur menghilang.

Apa yang sebenarnya Masha rasakan saat bertemu Scott dan Pol?

Lalu bagaima kelanjutan cerita para rider dan tweeps yang lainnya?

Tunggu kelanjutannya :)

To be continue

-ff ini di buat dengan waktu dua malam.
-maaf jika gaje dan abal. Di atas sudah ada peringatan jika ini bad fiction.
-dan maaf untuk yang mau jadi cast di ff ini, tapi belum di munculin. Bisa hubungi aku. Mungkin aku lupa :)
-alasan ku menuliskan tipe ff ini, karena aku nggak mau ada yg bilang banyak typo, di ff ini emang typo ada di mana-mana. Namanya juga bad fiction. Istilah di fanfiction itu banyak. [Lihat di sini]
-dan untuk yang belum ada fotonya, menyusul. Maaf jika covernya jelek -_- maklum, masih belajar. tapi kalo mau minta bikinin cover, kalian bisa hubungin aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan dibiasakan jadi pengunjung gelap. Berikan komentar Anda, itu sangat penting bagi kelangsungan postingan saya. *jiaahh*